Wednesday, 20 November 2013

10 Pemain Sepak Bola Legendaris Arsenal yang Memberikan Jasa Besar

10 Pemain Sepak Bola Legendaris Arsenal yang Memberikan Jasa Besar - Dalam sepak bola dunia pastinya kita mengetahui tim besar Arsenal. Arsenal juga dikenal sebagai tim yang menghasilkan banyak pemain-pemain sepak bola terbaik. Tim yang dilatih oleh Arsene Wenger ini telah mengalami keterpurukan prestasi pada musim-musim ini.

Tetapi dimasa kejayaannya tim ini sangatlah berprestasi dan sangat ditakuti para saingannya, sungguh masa yang tidak terlupakan persepakbolaan Inggris.  Dibalik tim yang kuat terdapat pemain-pemain yang sangat berbakat. Para fans Arsenal pastinya selalu mengenang pahlawan-pahlawan tim yang dijuluki "The Gunners" ini.

 Infounik-pintar sudah merangkum beberapa legenda The Gunners yang memberikan jasa besar bagi Arsenal :

1. Ian Wright


Sosok penyerang yang di awal memulai kariernya bukanlah siapa-siapa. Ian Wright mendarat di Arsenal dengan status pemain kelas teri.

Tapi seketika publik mulai segan kala si striker legendaris mampu menjadi topskor, dan sejak itu seluruh fan The North London pun beramai-ramai mengelu-elukan nama Wright.

Wright dikenal sebagai striker yang tak kenal celah alias di manapun, di posisi seperti apapun, dia termasuk pemain yang selalu haus mendulang gol. Mata tajam Wright benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh tim untuk mengeksploitasi kepiawaiannya mencetak banyak gol, dan di sepanjang era 90-an, namanya semakin meroket sebagai pencetak gol ulung. Inggris pun bangga pernah mempunyai satu striker terbaik dari yang terbaik.

2. David Seaman


Sejak masuknya Arsene Wenger di klub, David Seaman menjadi panutan bagi seluruh kiper Arsenal yang ingin masuk ke skuat utama.

Seaman seolah menggambarkan dirinya adalah perpaduan sempurna antara tangan, kepala dan kekuatan bertahan yang dimiliki seorang penjaga gawang.

Rangkaian trofi yang diperolehnya bersama tim adalah alat penegas status betapa efektifnya keberadaan dia di tubuh The Gunners. Maka tak heran, pos di bawah mistar kadung melekat abadi di diri Seaman, dan seakan loyalis Arsenal tak mengizinkan adanya pengganti.

Jens Lehman mungkin salah satu figur yang melakukan tugasnya dengan maksimal sebagai bagian dari kebijakan sang pelatih untuk memberikan aroma persaingan pada Seaman. Namun sayang, kiper-kiper yang dimiliki Arsenal saat ini sungguh menciptakan disparitas mencolok bilamana membandingkan dengan dua nama kiper terbaik klub itu.

3. David Rocastle


Satu momen menyesakkan begitu terasa di publik London Utara begitu mereka menerima kabar jika sang pahlawan David Rocastle telah tutup usia pada 2001 silam.

Para suporter benar-benar menikmati aksi gelandang asli London itu sebagai salah satu pemain penting dan memegang peranan krusial di bawah kesuksesan pelatih Goerge Graham.

Cedera barangkali adalah salah satu momok terburuk Rocastle yang kerap menghantui perjalanan kariernya di Arsenal.

Kepindahannya ketika itu sempat membuat publik The Gunners terkejut, namun Rocastle tak pernah membohongi perasaanya jika dirinya adalah Arsenal. Andai saja sang legenda masih hidup, mungkin dia akan menyesali satu momen ketika dia melepas seragam Arsenal.

4. Dennis Bergkamp


Tak banyak loyalis Arsenal yang meramalkan bakal adanya impak besar diberikan oleh Dennis Bergkamp.Mendarat di London dari FC Internazionale dengan status pemain tak jelas, perlahan-lahan pria Belanda ini tumbuh berkembang hingga sukses menyita hati para suporter setia.

Magis Bergkamp sedikit demi sedikit mencuat yang lantas membuat para fans akhirnya sadar, pemain berambut pirang itu adalah prospek terbaik tim.

Benar saja. Keberadaannya di lini serang The Gunners berkombinasi sempurna dengan rekan sesektornya untuk mencaplok serentet prestasi juara. Tak sampai di situ, Bergkamp yang sekarang berstatus superstar, kerap kali menciptakan gol demi gol yang membuat mata para penyaksi terbelalak dan berdecak kagum.

5. Liam Brady


Suporter Arsenal boleh jadi bakal memiliki perasaan pararel seperti ini: kepergian Cesc Fabregas dari Emirates tak ubahnya hengkangnya Liam Brady dari London Utara di masa lalu.Yah, keduanya memang hijrah ke klub lain dengan situasi yang sama. Brady "cuma" berhasil mempersembahkan Piala FA sepanjang masa baktinya di Arsenal.

Tapi apapun itu, kontribusinya bagi klub dan sepakbola Inggris sepertinya sudah amat cukup untuk mementahkan status minim persembahan trofi untuk Arsenal.

Brady juga menjadi satu dari sekian pemain Arsenal yang menemukan rumah di klub pascapensiun, yakni dengan diangkatnya dia menjadi Kepala Pengembangan Pemain Muda Arsenal.

6. Tony Adams


Tony Adams bisa dijadikan satu titik referensi terbaik ketika melihat situasi "ada yang hilang" dari Arsenal.Bek legendaris The Gunners ini sudah menikmati 500 laga lebih bersama klub, dia bahkan tak perlu lagi banyak berbicara di lapangan karena selama 19 tahun dipercaya menjadi kapten untuk memimpin rekan-rekannya.

Adams seperti terlahir kembali kala dimulainya rezim Wenger, yang masuk untuk membuat sang defender bisa mengangkat sejumlah trofi selama periode awal pria Prancis itu membesut klub.

Begitu sakralnya kehadiran Adams di jantung pertahanan Arsenal kala itu, sampai-sampai tak satupun bek lainnya bisa menggeser posisi mantan pemain internasional Inggris tersebut.

7. Pat Rice


Pat Rice adalah kapten masa lalu Arsenal di era pertengahan 70-an, di mana sebelum di angkat statusnya itu dia pernah berjasa besar memberikan dobel gelar bagi tim di musim 1970/71, trofi Liga Primer Inggris dan Piala FA.

Khusus untuk gelar yang disebut terakhir, Rice menjadi satu dari tiga pemain Arsenal yang pernah menjejakkan kaki di lima final Piala FA -- dua lainnya David Seaman dan Ray Parlour. Kontribusinya tak perlu lagi diperdebatkan. Total 400 penampilan di bawah seragam Merah-Putih menjadi lambang bukti loyalitas dia untuk Meriam London.

Setelah pensiun, dia tetap melekat di tubuh Arsenal. Terbukti, dirinya dipercaya menjadi pelatih tim muda Arsenal sebelum pada 1996 menemani Arsene Wenger di bench sebagai asisten. Rice resmi mengumumkan pensiun dari dunia sepakbola pada 10 Mei 2012 silam.

8. Ray Parlour


Bukan omong kosong, tapi hanya kerja keras yang dia suguhkan di salah satu sektor tengah Arsenal. Hal yang kemudian membuat hati para fans selalu menyertai sepak terjan pemain berjuluk "Romford Pele" itu.

Saking totalnya, dia bahkan diperankan untuk porsi yang lebih banyak di lini kedua tim, dengan bertranformasi menjadi gelandang serba bisa. Pekerjaan yang dia emban benar-benar dinikmatinya, tanpa kenal kompromi dan lelah.

Potret seorang pemain bijaksana, yang selalu menanamkan nilai etos kerja kepada seluruh rekan-rekannya untuk menghadapi setiap momen dengan kepala jenius. Gunners sepertinya tak akan pernah lupa sebiji gol Parlour di final Piala FA kontra Chelsea.

9. Patrick Vieira


Mestinya dia ada di jajaran manajemen Arsenal. Namun bagaimanapun kondisinya sekarang, nama Patrick Vieira mustahil dikesampingkan oleh loyalis klub. Menjadi kapten di era invicible Arsenal, sang pemimpin mengantar tim duduk di singgasana juara mengalahkan pesaing liga paling ngotot, Manchester United.

Vieira diberkahi ketangguhan fisik, mental dan keberanian tinggi untuk membentengi sepertiga pertahanan tim, yang membuat lini tengah Arsenal benar-benar menakutkan ketika itu.

Lebih dari itu, dia juga memiliki daya jelajah luas di kedua ujung lapangan. Maka tak heran, awal dimulainya paceklik juara Arsenal ketika Vieira hengkang pada 2005 silam.

10. Thierry Henry


Sosok yang nyaris tidak punya sedikitpun salah di mata para fans Arsenal. Demikian penilaian paling sahih untuk menggambarkan Thierry 'King' Henry.

Bahkan ketka dia meninggalkan The Gunners untuk merapat ke Barcelona, secelahpun tidak ada suara-suara minor atau rasa dendam bergemuruh dari mulut seluruh loyalis klub. Yang tersisa hanyalah kesan emosional saat Henry melemparkan pesan perpisahan terakhirnya yang begitu tulus untuk sang suporter.

Berkat rekor menterengnya selama bermukim di London Utara dengan torehan 228 gol, posisinya pun tak terbantahkan mengisi jajaran nama legenda Arsenal.

Keberadaan Henry seolah memberi roh juara yang tak pernah habis untuk tim. Mengubah hal-hal impossible menjadi realistis lewat performa anggunnya dibalut gol-gol spektakuler, itulah pemberian terbaik King Henry untuk kubu Highbury di atas podium juara.

No comments:

Post a Comment