5 Vendor Ponsel yang Dulu Jaya Sekarang Hancur - Siklus kesuksesan bak roda yang berputar, kadang bisa di atas tak disangka bisa terjerembab ke jurang kegagalan. Seperti halnya yang terjadi pada para vendor ponsel ini. Siapa yang menyangka jika Nokia, yang dahulu begitu perkasa dan dominan di pasar ponsel, harus berjuang mati-matian di segmen premium dan menumpukan ujung penjualan pada feature phone alias ponsel murah.
Itu baru satu kisah, karena pada akhirnya ada beberapa vendor yang dahulu jaya, kini malah nelangsa. Dari yang mulai digosipkan bakal dijual, sampai yang benar-benar berganti kepemilikan.Siapa sajakah para vendor tersebut? Berikut adalah rangkuman vendor-vendor yang dahulu jaya kini malah nelangsa :
Di era tahun 1990-an hingga awal tahun 2000, nama Nokia tak terbantahkan lagi sebagai vendor raksasa di pasar ponsel. Produk-produk yang dijualnya sebagian besar laku di pasaran. Tapi selepas tahun 2007 hingga kini, Nokia malah sulit menemukan kembali bentuk kedigdayaanya. Di tahun itu memang, iPhone dan Android mulai merangkak naik.
Terus terpuruk membuat Nokia mengalami kerugian. Pergantian CEO ke Stephen Elop, hingga kini belum juga membuahkan hasil.Di tengah keterpurukan itu, terdengar selentingan kalau Nokia akan dijual. Buruknya performa bisnis Nokia yang berimbas pada nasib perusahaan tersebut di ujung tanduk.
Santer memang terdengar, Lenovo yang selama ini dikenal sebagai vendor komputer berminat membeli Nokia untuk memperluas pasar mobile phone di dunia. Lebih buruk lagi, beberapa kantor Nokia terpaksa harus dilego untuk menutup beban pengeluaran yang semakin tinggi.
Nama HTC melesat bersamaan dengan kehadiran sistem operasi besutan Google, Android. HTC yang terkenal juga lewat piranti PDA memang menjadi salah satu pemain ponsel Android pertama.Entah salah strategi atau memang sedang apes, beberapa produk yang diluncurkan HTC selalu gagal memenuhi ekspektasi target penjualan.
Akibatnya perlahan nama HTC memudar. Saham mereka di perusahaan Audio Beats pun akhirnya dilepas, sehingga menyisakan sedikit saja bagi mereka.Lagi-lagi di tengah awan gelap yang menggelayut, HTC dirumorkan akan dijual. Ada 3 vendor besar asal China yang dikabarkan sedang melirik HTC. Mereka berniat membeli mantan penguasa Android tersebut.
Konon, calon peminat HTC antara lain ZTE, Huawei dan Lenovo. Ketiganya diwartakan sedang menanti HTC dengan nilai yang tepat, dan perlu diketahui bahwa belakangan nilai saham HTC terus menurun di pasar dunia.
HTC yang pernah menjadi pemimpin di pasar smartphone pun kini hanya memiliki sekitar 3% dari total populasi ponsel pintar. Jauh tertinggal dari Samsung yang kini menjadi 'Raja Android' dan Apple yang sebelumnya pernah saling salip.
BlackBerry riwayatmu kini', mungkin slogan yang pas untuk menggambarkan betapa masa-masa tersulit tengah dihadapi oleh perusahaan asal Kanada itu. Dewan Direksi BlackBerry pun telah membentuk komite khusus untuk menentukan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dari semua alternatif yang ditawarkan, salah satunya adalah memilih untuk menjual perusahaan.
Setidaknya ada 6 calon pembeli potensial yang siap mengambil alih perusahaan yang terkenal sebagai ponsel untuk pebisnis tersebut, di antaranya Facebook, Lenovo, Microsoft, Amazon, Huawei dan Samsung.
Makin menyedihkan karena kabar buruknya BlackBerry akan melepaskan BlackBerry Messenger sebagai perusahaan tersendiri. Layanan instant messaging ini memang menjadi andalan untuk mendongkrak popularitas.
Pengguna piranti Personal Digital Assistants (PDA) pasti mengenal nama Palm. Ini adalah salah satu merek yang cukup terkemuka di antara pengguna PDA. Tapi itu dahulu. Karena sampai tahun 2010, akhirnya Palm harus berpindah tangan ke vendor komputer, Hewlett Packard (HP).
Dengan milai transaksi yang diperkirakan mencapai USD 1,2 miliar, HP pun tampaknya kepincut dengan sistem operasi webOS yang dimiliki Palm. Sayang paska akuisisi ini, webOS, Palm dan HP tak bisa bersinergi dengan baik. Alhasil, webOS pun terbengkalai, yang bahkan kabarnya HP akan melepas source code dari webOS itu.
Siemens juga menjadi salah satu perusahaan yang terkenal mengeluarkan PDA dan lumayan mempunyai nama di pasar ponsel. Tapi sayang, perusahaan itu pelan-pelan meredup sinarnya.
Dalam sebuah laporan keuangan mencatat bahwa Siemens mengalami kerugian USD 1,84 juta setiap harinya. Bila dikalkukasikan kerugian operasional Siemens mencapai USD 170 juta dan pangsa pasar ponselnya keseluruhan turun menjadi 5,5% dari 8% tahun sebelumnya.
Puncaknya di tahun 2005, Siemens akhirnya menjual divisi ponselnya tersebut kepada BenQ dengan nilai sebesar USD 426 juta. Proses akuisisi divisi mobile Siemens sudah dilakukan BenQ pada bulan Juni 2005. Sejak 1 Oktober 2005, BenQ Mobile secara resmi jadi pemilik divisi usaha perangkat mobile yang dulunya dikendalikan Siemens.
BenQ juga mengakuisisi semua pusat pengembangan dan pabrik Siemens yang ada di Manaus (Brasil) dan Kamp-Lintfort (Jerman), demikian halnya dengan pabrik di Shanghai (China), yang dioperasikan secara patungan dengan perusahaan mitra di China..
Itu baru satu kisah, karena pada akhirnya ada beberapa vendor yang dahulu jaya, kini malah nelangsa. Dari yang mulai digosipkan bakal dijual, sampai yang benar-benar berganti kepemilikan.Siapa sajakah para vendor tersebut? Berikut adalah rangkuman vendor-vendor yang dahulu jaya kini malah nelangsa :
1. NOKIA
Di era tahun 1990-an hingga awal tahun 2000, nama Nokia tak terbantahkan lagi sebagai vendor raksasa di pasar ponsel. Produk-produk yang dijualnya sebagian besar laku di pasaran. Tapi selepas tahun 2007 hingga kini, Nokia malah sulit menemukan kembali bentuk kedigdayaanya. Di tahun itu memang, iPhone dan Android mulai merangkak naik.
Terus terpuruk membuat Nokia mengalami kerugian. Pergantian CEO ke Stephen Elop, hingga kini belum juga membuahkan hasil.Di tengah keterpurukan itu, terdengar selentingan kalau Nokia akan dijual. Buruknya performa bisnis Nokia yang berimbas pada nasib perusahaan tersebut di ujung tanduk.
Santer memang terdengar, Lenovo yang selama ini dikenal sebagai vendor komputer berminat membeli Nokia untuk memperluas pasar mobile phone di dunia. Lebih buruk lagi, beberapa kantor Nokia terpaksa harus dilego untuk menutup beban pengeluaran yang semakin tinggi.
2. HTC
Nama HTC melesat bersamaan dengan kehadiran sistem operasi besutan Google, Android. HTC yang terkenal juga lewat piranti PDA memang menjadi salah satu pemain ponsel Android pertama.Entah salah strategi atau memang sedang apes, beberapa produk yang diluncurkan HTC selalu gagal memenuhi ekspektasi target penjualan.
Akibatnya perlahan nama HTC memudar. Saham mereka di perusahaan Audio Beats pun akhirnya dilepas, sehingga menyisakan sedikit saja bagi mereka.Lagi-lagi di tengah awan gelap yang menggelayut, HTC dirumorkan akan dijual. Ada 3 vendor besar asal China yang dikabarkan sedang melirik HTC. Mereka berniat membeli mantan penguasa Android tersebut.
Konon, calon peminat HTC antara lain ZTE, Huawei dan Lenovo. Ketiganya diwartakan sedang menanti HTC dengan nilai yang tepat, dan perlu diketahui bahwa belakangan nilai saham HTC terus menurun di pasar dunia.
HTC yang pernah menjadi pemimpin di pasar smartphone pun kini hanya memiliki sekitar 3% dari total populasi ponsel pintar. Jauh tertinggal dari Samsung yang kini menjadi 'Raja Android' dan Apple yang sebelumnya pernah saling salip.
3. BLACKBERRY.
BlackBerry riwayatmu kini', mungkin slogan yang pas untuk menggambarkan betapa masa-masa tersulit tengah dihadapi oleh perusahaan asal Kanada itu. Dewan Direksi BlackBerry pun telah membentuk komite khusus untuk menentukan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dari semua alternatif yang ditawarkan, salah satunya adalah memilih untuk menjual perusahaan.
Setidaknya ada 6 calon pembeli potensial yang siap mengambil alih perusahaan yang terkenal sebagai ponsel untuk pebisnis tersebut, di antaranya Facebook, Lenovo, Microsoft, Amazon, Huawei dan Samsung.
Makin menyedihkan karena kabar buruknya BlackBerry akan melepaskan BlackBerry Messenger sebagai perusahaan tersendiri. Layanan instant messaging ini memang menjadi andalan untuk mendongkrak popularitas.
4.PALM
Pengguna piranti Personal Digital Assistants (PDA) pasti mengenal nama Palm. Ini adalah salah satu merek yang cukup terkemuka di antara pengguna PDA. Tapi itu dahulu. Karena sampai tahun 2010, akhirnya Palm harus berpindah tangan ke vendor komputer, Hewlett Packard (HP).
Dengan milai transaksi yang diperkirakan mencapai USD 1,2 miliar, HP pun tampaknya kepincut dengan sistem operasi webOS yang dimiliki Palm. Sayang paska akuisisi ini, webOS, Palm dan HP tak bisa bersinergi dengan baik. Alhasil, webOS pun terbengkalai, yang bahkan kabarnya HP akan melepas source code dari webOS itu.
5. SIEMENS
Siemens juga menjadi salah satu perusahaan yang terkenal mengeluarkan PDA dan lumayan mempunyai nama di pasar ponsel. Tapi sayang, perusahaan itu pelan-pelan meredup sinarnya.
Dalam sebuah laporan keuangan mencatat bahwa Siemens mengalami kerugian USD 1,84 juta setiap harinya. Bila dikalkukasikan kerugian operasional Siemens mencapai USD 170 juta dan pangsa pasar ponselnya keseluruhan turun menjadi 5,5% dari 8% tahun sebelumnya.
Puncaknya di tahun 2005, Siemens akhirnya menjual divisi ponselnya tersebut kepada BenQ dengan nilai sebesar USD 426 juta. Proses akuisisi divisi mobile Siemens sudah dilakukan BenQ pada bulan Juni 2005. Sejak 1 Oktober 2005, BenQ Mobile secara resmi jadi pemilik divisi usaha perangkat mobile yang dulunya dikendalikan Siemens.
BenQ juga mengakuisisi semua pusat pengembangan dan pabrik Siemens yang ada di Manaus (Brasil) dan Kamp-Lintfort (Jerman), demikian halnya dengan pabrik di Shanghai (China), yang dioperasikan secara patungan dengan perusahaan mitra di China..